MENGUNGKAP sejarah tanpa didasari dengan fakta yang akurat dan benar tidaklah mudah. Demikian pula tentang asal usul Desa Kayubihi tidaklah gampan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu dan sumber –sumber informasi serta tidak adanya prasasti maupun raja purana yang memuat asal usul tentang Desa setempat.
ejarah desa setempat koran ini rangkum dari para tetua secara garis besar. Pada zaman dahulu Desa Kayubihi berasal dari Dusun Langkan, Desa Pengotan, yang merupakan orang-orang pelarian. Karena terdesak oleh kerajaan Gusti Panji Mategil dari Buleleng, tak lain karena ketakutan akan ancaman dari kerajaan tersebut. Maka penduduk dari Dusun tersebut segera melarikan diri menuju arah barat daya yang pada akhirnya tinggal di dalam semak belukar.
Di situlah mereka membuat gubuk–gubuk maupun pondok– pondok dari bahan –bahan yang ada dalam semak. Di samping itu juga mereka membuka lahan untuk tempat bercocok tanam guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan mereka membuat tempat pemujaan dari turus lumbung. Lama kelamaan penduduk yang berjumlah 20 orang tersebut setelah merasa aman atau tidak ada gangguan lagi, kemudian bergotong royong membuat Pura yang di buat dari pohon –pohon bambu dengan diberi pagar dari turus. Pura tersebut adalah sebagai ganti dari Pura yang ditinggalkan ditempat saat mereka terdahulu, Dusun Langkan.
Pada suatu hari ketika sedang asyiknya mereka bekerja di ladang tiba-tiba datanglah seorang laki–laki yang diiringi oleh banyak pohon dan berhenti dihadapan mereka. Karena mereka mengetahui bahwa yang datang bukan penduduk desa, maka mereka bertanya pada orang tersebut. Mereka mengaku datang dari Dewa dari Bukit Sari Blahkiu, h Badung akan menuju ke Gunung Agung.
Karena saking payahnya maka beliau beristirahat di Pura yang dibuat oleh penduduk desa dan selanjutnya, mereka membuat Pura Pujung Sari. Tak lama kemudian datang lagi seorang wanita cantik yang diiringi pula pohon – pohon kayu menuju Pura Pujung Sari dan berhenti di sana. Di sini dewa-dewa tersebut memberitahukan penduduk desa Masingyun bahwa beliau akan menetap di pura itu dan iringannnya adalah Kayu Pala.
Semenjak ditempatinya Pura Pujung Sari oleh dewa-dewi tersebut sejak itulah desa bernama Pujung Sari sesuai dengan nama Pura itu dan dewa –dewi memerintahkan kayukayu pala iringannya menuju ke timur sesuai dengan letak Gunung Agung. Tetapi karena ada rintangan sungai melangit yang sangat lebar, akhirnya dewa–dewa memerintahkan kayu pala berjejer rapi. Pada saat itu dewa-dewa laki dan perempuan bersama-sama mendengar penduduk melontarkan kata-kata bihi kayu palane mejalan , maka sejak itu Desa Pujung Sari diganti nama menjadi Desa Kayubihi yang terkenal dengan desa kuno.
Vastu kayhan Sang paniklan |
---|
13 Januari 2020 02:13:52 Pengin ke Kayubihi..dekat dengan Penglipuran dan Pengotan ya?? |