Desa Kayubihi terletak disebelah utara Kota Bangli sekitar 9 kilometer atau ditempuh dalam waktu 15 menit dari kota Bangli dengan Kendaraan. Desa Kayubihi merupakan salah satu Desa Bali Kuno yang masih menerapkan konsep dresta kuno yang terbukti dengan masih banyaknya aktivitas keagamaan unik yang menggunakan sistem Dulu Apad.
Salah satu aktivitas keagamaan yang dilakukan baru-baru ini adalah Ngusaba Kelod yang sebelumnya sudah diawali dengan Ngusaba Dalem Pingit. Dalam pelaksanaan Ngusaba Kelod di Desa Kayubihi, ada beberapa tradisi langka yang dilaksanakan antara lain, pembuatan Tangas, Perang Taluh, dan Perang Lidi. Kegiatan Ngusaba Kelod dilakukan dengan diawali pembuatan Tangas sebagai simbol Ida Betara Putra Kembar yang terbuat dari pohon Bakung dan bunga. Setelah dilakukan pemlaspasan, Tangas tersebut diarak (di iring) ke Pura Pawoso.
Setelah puncak acara Ngusaba Kelod dilaksanakan, para anggota Desa yang terdiri dari Pemuda (teruna), Pemuit dan Uduhan meluapkan kegembiraan dengan beberapa prosesi. Kegembiraan dalam hidup ditunjukkan dalam tradisi Perang Taluh yang merupakan warisan leluhur yang diwariskan secara turun temurun. Perang Taluh ini bukan saling lempar dengan telor. Melainkan menggunakan bola yang dibuat dari janur ataupun daun aren yang ukurannya sebesar kepalan tangan anak kecil. Perang Taluh ini merupakan rangkaian dari prosesi Nyunding yang bermakna menunjukkan kegembiraan masyarakat karena telah diberikan kemakmuran. Selain itu, saat aksi saling lempar mulai, masyarakat tidak diperkenankan marah maupun dendam. "Tradisi ini dimaksudkan untuk mengimplementasikan konsep Tri Kaya Parisudha. Saat saling lempar, peserta tidak boleh berkata kasar, tidak boleh marah, dan juga tidak boleh dendam. Tradisi ini dilakukan oleh Desa Pemuit dengan Teruna Desa. Kegitan ini dilanjutkan dengan memberikan jotan kawas agung dan jauman (daging dan jajan) kepada Janda (balu) yang sudah tidak produktif di Desa Kayubihi.
Kegiatan lain yang dilakukan adalah Perang lidi yang merupakan luapan rasa kegembiraan masyarakat atas upacara yang sudah berlangsung dengan baik dan lancar. Kegiatan ini dilakukan oleh Desa Uduhan dan Desa Pemuit di Kayubihi.